Sungguh menyiksa jika batuk sudah menyerang, karena batuk yang tak kunjung reda kerap mengganggu aktivitas sehari-hari. Batuk pada anak-anak juga sering menyebabkan seisi rumah panik, sehingga orangtua pasti langsung berusaha mencari obat untuk menyembuhkan batuk si buyung. Sesungguhnya batuk bukanlah suatu penyakit, tetapi mekanisme perlindungan tubuh khususnya saluran pernapasan untuk membersihkan jalan napas dari banda asing yang masuk.
Udara yang keluar dari paru-paru akibat batuk akan membuat segala sesuatu yang menghambat di saluran napas terbuang keluar, terutama benda asing, cairan, atau lendir, sehingga saluran napas menjadi bersih. Karenanya, terkadang batuk justru diperlukan untuk membuang semua yang menghambat di saluran napas.
Menurut dr. Dianiati Kusumo Sutoyo, Spesialis Paru, dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Universitas Indonesia, batuk juga terjadi akibat gangguan atau penyakit yang terjadi baik di saluran napas atas atau bawah maupun di paru. "Penyakit di saluran napas seperti influenza, common cold, asma, radang paru, dan sebagainya, bisa menyebabkan peradangan sehingga terjadi rangsangan untuk mengeluarkan lendir yang lebih banyak daripada lazimnya," tutur dokter yang akrab disapa dokter Titi ini.
Membedakan batuk
Meskipun batuk biasanya terjadi akibat rangsangan di saluran napas, tetapi banyak pula jenis batuk yang disebabkan oleh adanya kelainan dalam tubuh, khususnya batuk yang sangat sering dan durasinya lama. Berdasarkan durasinya, batuk dapat bersifat akut, subakut dan kronik. Batuk yang terjadi kurang dari tiga minggu disebut batuk akut. Penyebab batuk akut umumnya adalah iritasi, penyempitan saluran napas akut, dan infeksi virus atau bakteri.
Jika durasinya terjadi lebih dari 8 minggu, dikenal dengan batuk kronik, dapat menimbulkan masalah dari yang ringan sampai yang berat. "Batuk kronik bisa menimbulkan gangguan organik seperti otot-otot perut sakit, buang air kecil atau BAB yang tidak terkontrol saat terbatuk, nyeri otot, robekan selaput paru, hingga fraktur iga," kata dokter yang termasuk dalam anggota Komite Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Paru ini.
Batuk kronik dapat terjadi karena penyakit penyempitan kronik saluran napas, seperti asma, penyakit paru obstruksi kronik, bronkitis kronis, gangguan saluran napas atas, gangguan lambung, dan sebagainya. Pada infeksi akut pernapasan akibat virus, seringkali diikuti dengan batuk lama (3-8 minggu) akibat kerusakan epitel saluran napas, karena itu biasa disebut dengan istilah batuk subakut.
Pada bayi, batuk bisa merupakan gejala alergi, baik alergi susu maupun debu, atau juga disebabkan oleh infeksi virus dan adanya aliran balik isi lambung ke arah jalan napas (gastroesofageal reflux), terutama anak yang mempunyai masalah pencernaan. Pada balita, yang paling sering adalah batuk karena alergi yang menyangkut alat pernapasan atas, yakni hidung, telinga, dan tenggorokan. Contohnya sinusitis dan asma.
Penangangan batuk
Pengobatan batuk sebaiknya diberikan berdasarkan penyebabnya. "Misalnya orang yang batuk karena terangsang saluran napasnya terhadap alergan sehingga asmanya kambuh dengan gejala batuk, maka pengobatan pertamanya adalah dengan menghindari alergan tersebut," kata Titi. Dokter juga akan menelusuri penyebab batuk lewat kelainan pada foto ronsen dada, warna dahak yang dikeluarkan ketika batuk, atau kebiasaan merokok pasien.
Jika kondisinya batuk pilek atau common cold yang tidak ada komplikasinya, pemberian obat batuk dapat membuat batuk cepat merda dalam beberapa hari. "Kandungan yang terdapat dalam obat batuk dibuat untuk mencegah komplikasi batuk, misalnya memberikan efek nyaman, meningkatkan daya tahan tubuh, dan meredakan gejala lainnya," tambah Titi.
Beberapa zat yang biasanya terdapat dalam obat batuk di antaranya adalah dekongestan untuk melegakan hidung tersumbat, analgestik untuk menghilangkan rasa sakit dan demam, antitiusif untuk meredakan batuk, serta antihistamin sebagai anti alergi dan menghilangkan rasa gatal atau bersin.
Namun jika batuk berkelanjutan (lebih dari satu minggu), apalagi sampai memberat, dikhawatirkan sudah terjadi komplikasi sehingga perlu segera ke dokter. Risiko komplikasi pada infeksi virus dapat meningkat pada orang dengan daya tahan tubuh rendah, pernah punya riwayat kronik sebelumnya, orang lanjut usia, dan anak balita.
Selain memberikan obat, penderita batuk sebaiknya banyak beristirahat dan mengonsumsi makanan bergizi untuk memulihkan kondisi tubuh yang sedang lemah, selain itu perbanyak asupan cairan untuk mencegah lapisan dalam tenggorokan agar tidak mengering serta membuat dahak lebih encer dan mudah dikeluarkan. Jauhi rokok dan asap rokok yang akan mengiritasi tenggorokan dan memperparah batuk.
Source: kompas.com
SUMBER: Halodokterku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, sekaligus berkenalan... Terima kasih