Lulea (SI Online) - Komunitas Muslim Swedia yang menetap di Lulea, kota
kecil dekat garis kutub Utara, berpuasa lebih dari 21 jam. Ini
merupakan durasi puasa terpanjang di dunia.
Lamanya durasi puasa dikarenakan bulan Ramadhan bertepatan dengan musim panas. Pada musim ini, sulit menebak kemunculan matahari.
Efek dari hal itu, Muslim Swedia yang berpuasa melaksanakan waktu berbuka dan sahur yang berbeda tiga jam saja. Mereka berbuka pada pukul 11.50 waktu setempat, lalu tarawih pada pukul 11.28 dan sahur pada pukul 02.37.
Fatma Bora dan Tulay Imdat, warga Muslim yang telah menetap di Lulea selama 10 tahun mengaku tidak sulit menjalani puasa karena cuaca dingin. "Kamu bisa shalat tepat waktu, hanya saja memang jarak berbuka dan sahur sangat pendek. Bagi kami, ini merupakan anugerah," kata dia seperti dikutip Anadolu News Agency, Jumat (12/7).
Sebagian besar Muslim Lulea merupakan Imigran. Mereka berasal dari Turki, Afghanistan, Pakistan, Iran, Irak, Suriah dan Tunisia.
Islam adalah agama resmi kedua di Swedia. Jumlah pemeluknya lebih dari setengah juta jiwa dari total jumlah penduduk Swedia yang mencapai 8,9 juta jiwa. Sementara mayoritas penduduk negara seluas 449.964 km persegi ini beragama Nasrani. Selebihnya adalah pemeluk Hindu, Buddha, dan ateis.
Berkembang Pesat
Meski terbilang baru berkembang di Swedia, namun jumlah orang yang memeluk agama Islam terus bertambah banyak, terutama karena komunitas Muslim di sana tidak mendapatkan kendala dalam menjalankan syiar dan simbol-simbol peribadatan Islam. Juga berdirinya masjid-masjid dan lembaga-lembaga serta pusat kajian Islam di hampir setiap kota di Swedia.
Pertumbuhan jumlah pemeluk Islam di Swedia ini diungkapkan oleh para delegasi pemuda Swedia yang menghadiri Muktamar Wartawan di Lembaga Pendidikan Swedia di daerah Iskandariah, Mesir, pertengahan November 2008 lalu. Menurut mereka, ketika tersebarnya gambar-gambar maupun kartun yang menghina Nabi Muhammad SAW, termasuk upaya yang dilakukan oleh kartunis Swedia, Lars Vilks tahun 2007 silam, justru pada waktu yang bersamaan beribu-ribu penduduk Swedia masuk Islam.
Para delegasi pemuda Swedia ini mengemukakan, setidaknya ada 15 ribu penduduk asli Swedia yang masuk Islam setelah kejadian pelecehan terhadap Rasulullah SAW. Warga asli Swedia yang menyatakan masuk Islam ini, terang mereka, berumur antara 20 sampai 40 tahun.
Di ibu kota Swedia, Stockholm, ada 45 lembaga Islam dan Islamic Centre. Sementara di sejumlah kota-kota besar di negara Eropa ini terhitung ada 15 lembaga Islam dan Islamic Centre. Begitu juga dengan keberadaan masjid. Paling tidak ada empat masjid raya di setiap kota besar. Salah satunya berada di Stockholm. Bangunan masjid di Stockholm ini dulunya bekas gedung pembangkit listrik, namun diubah menjadi pusat kegiatan umat Muslim dari seluruh penjuru wilayah negara. Mereka berkumpul di sini utamanya untuk belajar agama Islam dan memperdalam Alquran.
suara-islam.com
Lamanya durasi puasa dikarenakan bulan Ramadhan bertepatan dengan musim panas. Pada musim ini, sulit menebak kemunculan matahari.
Efek dari hal itu, Muslim Swedia yang berpuasa melaksanakan waktu berbuka dan sahur yang berbeda tiga jam saja. Mereka berbuka pada pukul 11.50 waktu setempat, lalu tarawih pada pukul 11.28 dan sahur pada pukul 02.37.
Fatma Bora dan Tulay Imdat, warga Muslim yang telah menetap di Lulea selama 10 tahun mengaku tidak sulit menjalani puasa karena cuaca dingin. "Kamu bisa shalat tepat waktu, hanya saja memang jarak berbuka dan sahur sangat pendek. Bagi kami, ini merupakan anugerah," kata dia seperti dikutip Anadolu News Agency, Jumat (12/7).
Sebagian besar Muslim Lulea merupakan Imigran. Mereka berasal dari Turki, Afghanistan, Pakistan, Iran, Irak, Suriah dan Tunisia.
Islam adalah agama resmi kedua di Swedia. Jumlah pemeluknya lebih dari setengah juta jiwa dari total jumlah penduduk Swedia yang mencapai 8,9 juta jiwa. Sementara mayoritas penduduk negara seluas 449.964 km persegi ini beragama Nasrani. Selebihnya adalah pemeluk Hindu, Buddha, dan ateis.
Berkembang Pesat
Meski terbilang baru berkembang di Swedia, namun jumlah orang yang memeluk agama Islam terus bertambah banyak, terutama karena komunitas Muslim di sana tidak mendapatkan kendala dalam menjalankan syiar dan simbol-simbol peribadatan Islam. Juga berdirinya masjid-masjid dan lembaga-lembaga serta pusat kajian Islam di hampir setiap kota di Swedia.
Pertumbuhan jumlah pemeluk Islam di Swedia ini diungkapkan oleh para delegasi pemuda Swedia yang menghadiri Muktamar Wartawan di Lembaga Pendidikan Swedia di daerah Iskandariah, Mesir, pertengahan November 2008 lalu. Menurut mereka, ketika tersebarnya gambar-gambar maupun kartun yang menghina Nabi Muhammad SAW, termasuk upaya yang dilakukan oleh kartunis Swedia, Lars Vilks tahun 2007 silam, justru pada waktu yang bersamaan beribu-ribu penduduk Swedia masuk Islam.
Para delegasi pemuda Swedia ini mengemukakan, setidaknya ada 15 ribu penduduk asli Swedia yang masuk Islam setelah kejadian pelecehan terhadap Rasulullah SAW. Warga asli Swedia yang menyatakan masuk Islam ini, terang mereka, berumur antara 20 sampai 40 tahun.
Di ibu kota Swedia, Stockholm, ada 45 lembaga Islam dan Islamic Centre. Sementara di sejumlah kota-kota besar di negara Eropa ini terhitung ada 15 lembaga Islam dan Islamic Centre. Begitu juga dengan keberadaan masjid. Paling tidak ada empat masjid raya di setiap kota besar. Salah satunya berada di Stockholm. Bangunan masjid di Stockholm ini dulunya bekas gedung pembangkit listrik, namun diubah menjadi pusat kegiatan umat Muslim dari seluruh penjuru wilayah negara. Mereka berkumpul di sini utamanya untuk belajar agama Islam dan memperdalam Alquran.
suara-islam.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, sekaligus berkenalan... Terima kasih