Suami yang Ber-fathah
By: Nandang Burhanudin
****
Fathah bukan sembarang simbol. Bentuknya gagah selalu menonjol. Berada di atas jauh dari kata konyol. Rendah hati, siap berbakti, walau kondisi jebol.
Fathah bagi wanita adalah pembuka hati. Ibarat pintu yang diketuk, maka fathah adalah jaminan hati siapapun akan takluk. Fathah meyakinkan bahwa suatu hari nanti, akan datang orang yang menjaga hati dan kehormatan; menjaga air mata agar tak lagi bercucuran. Orang yang membuktikan seluruh impian.
Suami berfathah adalah suami yang rela mengorbankan senyumannya. Ia cukup bahagia saat senyuman itu tersungging di wajah istrinya. Suami berfathah selalu memberi keyakinan, bahwa sang istri tak salah menerima ketukan. Suami berfathah menjadi bukti, bahwa tak semua ketukan itu menyakitkan.
Berbahagialah, jika anda para istri berjodoh dengan suami berfathah. Karakternya cenderung kaku dan tak pandai melontar rayuan. Tak ada untaian kata cinta, atau taburan bunga, atau hiasan romantika. Hikmahnya, ia tak begitu pandai menaklukkan banyak hati kaum Hawa. Ia sudah merasa bangga dengan satu istri yang menjadi pasangan. Ia akan menjadikan istrinya wanita di atas cahaya seluruh wanita di dunia.
Namun, acap banyak istri yang tak pandai bersikap. Suami berfathah dibiarkan menyendiri, laksana malam tanpa cahaya bulan. Ibarat tanaman yang jarang disiram. Ibarat kumbang yang tak pernah diundang. Akhirnya suami berfathah merasa terasing dalam rindu yang tak bertuan.
Sepatutnya istri tak pelit menebar asmara. Mendekat akrab dan tak membiarkan suami berfathah larut dalam galau nestapa. Jangan biarkan ada celah suami berfathah untuk mengetuk pintu hati yang lain. Sekali dinashobkan, ia akan tegar dan teguh pada pilihan.
Oleh karena itu, model suami berfathah tak senang bila mendengar duka saat berada di pantai Kuta. Ia tak bahagia saat ada suara "ocehan" yang mengalahkan gelegar ombak di tengah malam. Ia pun terusik saat senyuman tak lagi tersungging. Fathah yang demikian istiqomah, bisa goyah hanya karena resah yang tak berkeluh.
By: Nandang Burhanudin
****
Fathah bukan sembarang simbol. Bentuknya gagah selalu menonjol. Berada di atas jauh dari kata konyol. Rendah hati, siap berbakti, walau kondisi jebol.
Fathah bagi wanita adalah pembuka hati. Ibarat pintu yang diketuk, maka fathah adalah jaminan hati siapapun akan takluk. Fathah meyakinkan bahwa suatu hari nanti, akan datang orang yang menjaga hati dan kehormatan; menjaga air mata agar tak lagi bercucuran. Orang yang membuktikan seluruh impian.
Suami berfathah adalah suami yang rela mengorbankan senyumannya. Ia cukup bahagia saat senyuman itu tersungging di wajah istrinya. Suami berfathah selalu memberi keyakinan, bahwa sang istri tak salah menerima ketukan. Suami berfathah menjadi bukti, bahwa tak semua ketukan itu menyakitkan.
Berbahagialah, jika anda para istri berjodoh dengan suami berfathah. Karakternya cenderung kaku dan tak pandai melontar rayuan. Tak ada untaian kata cinta, atau taburan bunga, atau hiasan romantika. Hikmahnya, ia tak begitu pandai menaklukkan banyak hati kaum Hawa. Ia sudah merasa bangga dengan satu istri yang menjadi pasangan. Ia akan menjadikan istrinya wanita di atas cahaya seluruh wanita di dunia.
Namun, acap banyak istri yang tak pandai bersikap. Suami berfathah dibiarkan menyendiri, laksana malam tanpa cahaya bulan. Ibarat tanaman yang jarang disiram. Ibarat kumbang yang tak pernah diundang. Akhirnya suami berfathah merasa terasing dalam rindu yang tak bertuan.
Sepatutnya istri tak pelit menebar asmara. Mendekat akrab dan tak membiarkan suami berfathah larut dalam galau nestapa. Jangan biarkan ada celah suami berfathah untuk mengetuk pintu hati yang lain. Sekali dinashobkan, ia akan tegar dan teguh pada pilihan.
Oleh karena itu, model suami berfathah tak senang bila mendengar duka saat berada di pantai Kuta. Ia tak bahagia saat ada suara "ocehan" yang mengalahkan gelegar ombak di tengah malam. Ia pun terusik saat senyuman tak lagi tersungging. Fathah yang demikian istiqomah, bisa goyah hanya karena resah yang tak berkeluh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, sekaligus berkenalan... Terima kasih