PKS, Bubarkan Saja?
By: Nandang Burhanudin
Nama Margono, sang penelepon itu cukup menggema. Mengaku sebagai kader
PKS yang kecewa dan mengultimatum tidak mencoblos PKS lagi di Pemilu
2014.
Ustadz Mashadi, sosok yang dikenali sebagai pendiri PK cikal bakal PKS mendesak agar PKS membubarkan diri.
Setali tiga uang, para mantan kader PKS menjadikan sosmed Fesbuk,
Twitter, pengajian, dll untuk mengungkapkan pengalaman mereka di masa
lalu. Tanpa tedeng aling-aling, makin hari semakin menelanjangi aib-aib
rumah tangga internal PKS.
Sungguh, kasus LHI begitu dahsyat
menggiring opini publik. Hingga hujatan bermunculan, mulai yang mencibir
hingga melempar tuduhan: LHI koruptor
ulung! Hobi main perempuan!
KH. Hilmi Aminudin adalah Godfather! Anis Matta adalah da'i borjuis!
Sudah bubarkan saja sana! Duh, ini kader-kader kok mau-maunya
dimanfaatkan para pemimpin yang sudah lupa diri! Dasar muayyid
(pendukung PKS level muda) dungu! Sungguh mereka orang-orang ta'ashhub!
Bahkan ada juga yang mengatakan, "Begundal-begundal demoKERAsi!" Seakan
ingin puas hati saat menjuluki
pendukung PKS sebagai KERA!
Namun, kader-kader militan tetap bergeming. Bagi kader-kader militan,
kasus LHI hanyalah serpihan dari agenda besar membonsai kekuatan politik
Islam atau yang berbasis massa Islam. Mari lawan konspirasi! Itulah
statement kader-kader anak bawang yang ada di bawah!
Bagi saya,
kasus LHI ini memberikan pelajaran berarti. Salah satunya adalah, makin
terpetakan pola-pola pemikiran dan sikap politik negeri ini.
1. Tipe Pragmatis.
Dalam percaturan politik, orientasinya adalah hasil. Yang tiada lain
adalah kekuasaan. Ada benarnya adagium yang mengatakan, berpolitik itu
seperti orang masuk toilet. Bau saat di luar. Melangkah begitu hati-hati
takut terpeleset. Menutup hidung. Namun ketika sudah masuk dan
melakukan transaksi hajat, semua bau dan kehati-hatian itu menjadi tak
begitu terasa.
Bagi saya, seiring dengan open mind dari
kebijakan dakwah untuk membuka diri, maka PKS pun memang tidak steril
dari tipe-tipe pragmatis. Tipe yang berjuang bukan karena idealisme,
namun karena ada interes pribadi yang mungkin bisa ia raih saat
bergabung dengan PKS. Ini adalah realitas. Kepada kader-kader dakwah,
jangan pernah menapikan hal ini. Tipe-tipe inilah yang berdemo saat
mendapat urutan nomor
buncit di pencalonan DPRD, DPRRI. Atau marah
jika tidak dicalonkan kembali. Atau menonjol-nonjolkan diri sebagai
orang yang "paling layak" menerima amanat.
Mengapa masih tidak
steril? Karena sistem pengawasan internal PKS pun terlalu sulit menilai
seseorang dari niat di lubuk hati. Karena prinsip yang digunakan adalah:
Nahkum bidzzhawahir (menghukumi apa yang nampak di permukaan). Sedang
yang di dalam hati, diserahkan semua kepada Allah.
2. Tipe Narsis
Tipe narsis biasanya sulit untuk belajar memperbaiki diri, apalagi
mengubah persepsi. Baginya, pengalaman masa lalu saat bersinggungan
dengan masalah-masalah di PKS, sudah FINAL. Ia enggan bersikap seperti
TUKANG JAHIT. Selalu berhusnuzhan, bahwa selalu ada perubahan paradigma
baru. Dirinya merasa memiliki status sosial (ilmu, pendukung, pengaruh,
dll) yang lebih tinggi dari orang lain. Tipe narsis biasanya juga sulit
untuk bekerjasama dalam tim. Tipe narsis biasanya sangat menarik dan
terlihat baik saat menyampaikan nasihat atau teguran. Ia mengatakan demi
perbaikan-maslahat-nasihat, namun pada hakikatnya lebih ingin
menonjolkan diri sebagai The Special One.
Tipe ini menutup diri
seputar teori konspirasi, spywar/spytrap. Malah ia tanpa sadar turut
mematahkan semangat para kader yang jumlahnya lebih banyak yang tulus
daripada yang berakal bulus. Cara mengetahui orang yang memiliki sifat
ini adalah dengan melihat bahasa lisan maupun bahasa tulisan.
Orang yang memiliki sifat narsis biasanya sering meninggikan status
dirinya, sedikit arogan. Dalam dunia bisnis, cara mengetahui tipe ini
adalah dengan memberi pertanyaan tentang pengalaman kerjasama tim yang
pernah mereka jalani dan bagaimana pendapat mereka tentang rekan
kerjasama mereka. Apabila mereka merendah-rendahkan rekan kerja yang
lain, maka kita bisa lebih sedikit berhati-hati menghadapi tipe ini.
3. Tipe Malas bersosial
Tipe malas bersosial cenderung lebih pasif jika dibandingkan dengan
tipe narsis, tapi sifat malas untuk berinteraksi dengan orang lain
sangatlah membahayakan entitas dakwah ini. Biasanya tipe-tipe yang malas
berinteraksi sosial inilah yang rawan terkena penyakit: sibuk
mengkritik-tanpa mampu memberi solusi. Lantang menyalah-nyalahkan, tanpa
berbuat nyata. Tipe-tipe ini sangat rawan dan menjadi bidikan media.
Saya yakin, tipe ini adalah tipe orang-orang shalih. Namun kurang
produktif bersosial dengan masyarakat sekitar. Ia cenderung ekslusif.
Saat PKS dibully, ia pun malah menghilang dari peredaran. Ia menganggap,
semua orang membenci PKS dan tentu membenci dirinya.
Padahal,
nun tak jauh dekat rumahnya, ada kader seperti dirinya yang masih
blusukan ke sana ke mari. Sibuk menjadi takmir masjid, baksos, aktif
jalan santai, aktif kerja bakti, ia tak terlalu merasakan cibiran dari
masyarakat yang ia temui.
4. Tipe hyper-emosional
Tipe
ini cenderung lebih pesimistik, banyak mengeluh dan tidak mudah
menerima kenyataan. Ia menganggap para pengurus PKS sebagai manusia
setengah dewa. Tidak boleh terpeleset, apalagi salah. Tuntutan kepada
kader-kader PKS adalah:
==> Tidak boleh kaya, karena kaya menjauhkan dari zuhud.
==> Tidak boleh memiliki fasilitas publik sebagai pejabat, karena rakyat masih banyak yang miskin.
==> Tidak boleh memberikan penjelasan atau klarifikasi, karena itu mirip apologi.
Bagi tipe ini, TIDAK BOLEH bagi Jubir PKS atau kader-kader
mempertanyakan: Mengapa Anas Urbaningrum-Andi Mallarangeng-IBAS tidak
ditangkap dan dipenjara padahal sudah banyak bukti dan sudah ditetapkan
hampir 1 tahun sebagai tersangka? Mengapa ke LHI demikian?
Bagi
tipe ini, TIDAK BOLEH para kader mengutip pendapat-pendapat ahli yang
cenderung mencurigai kentalnya pembusukan terhadap PKS!
Bagi
tipe ini, TIDAK BOLEH para simpatisan PKS mendapat informasi dari media
yang seimbang. Jika ada yang memberitakan seimbang, para simpatisan PKS
dituduh hanya mau menerima informasi dari yang menguntungkan saja!
Bagi tipe ini, apapun yang dilakukan kader-kader PKS adalah SALAH!
Tipe ini tidak mau MENUNGGU hingga vonis hakim diputuskan!
Tipe ini menutup mata akan kejahatan yang lebih besar, ribuan milyar!
Tipe ini pun enggan membuka diri, bahwa ada mafia di balik semua
rencana dan malah menyalahkan mengapa para pemimpin PKS berteman dengan
mafia!
Tuntutannya hanyalah satu hal! Bubarkan PKS! Ibarat ada
borok di tubuh, mengapa tuntutannya adalah suntik mati? Lalu kalau PKS
dibubarkan, apa jalan keluarnya? Saya yakin, PKS siap untuk bubar jalan
... asalkan partai lain pun dibubarkan dan sita aset-aset pengurusnya!
Karena kalau PKS dibubarkan, insya Allah akan muncul nanti PKS-Muhasabah
Tiada Henti ...!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, sekaligus berkenalan... Terima kasih