Minggu, 09 Juni 2013

Dr.Murad Alfred Hoffman, Mualaf Jerman


Ketika menjadi Duta Besar Jerman untuk Aljazair, Dr.Murad Wilfred Hoffman berjalan ke pasar rakyat,sampai di sana dia melihat beberapa lukisan,dan dia tertarik. Akhirnya dia memutuskan masuk ke toko, ternyata pintunya tertutup.

"Yang punya toko sedang ke masjid, salat ashar, ada yang bisa saya bantu?" kata pemilik toko di samping yang menjual souvenir lukisan juga.

"Saya tertarik dengan lukisan yang di dalam itu", kata Dr,Murad sambil melihat ke toko sebelah.

"Owh...bagus,itu sama seperti yang di tokomu,kalau begitu saya ambil yang di tokomu saja," Dr.Murad menambahkan.

"Tidak perlu tuan,tunggu sebentar," kata penjual itu dan masuk ke tokonya kemudian keluar lagi dan dia membawa kunci toko sebelah dan membukanya kemudian mengambil lukisan yang diinginkan Dr.Murad dan mengambil harga lukisan, membuka laci, memasukkan uang dan menutup laci kembali.

Melihat itu Dr.Murad heran,

"kok,bisa kamu berbuat seperti itu? terus kamu punya kunci laci uang toko temanmu?",

"kenapa tidak tuan?kami Muslim,hal ini biasa bagi kami.kami saling amanah dan percaya pada sesama Muslim".kata penjual itu,sambil masuk kembali ke tokonya.

Dr.Murad Alfred Hoffman bingung,dia mengambil lukisannya dan pergi. Itulah titik awal perubahan dalam hidupnya,sejak itu dia mulai mempelajari Islam dan akhirnya masuk Islam. Sekarang beliau salah satu pemikir dan Dai Muslim di Eropa, beliau juga anggota istimewa dan penasehat di Dewan Penasehat Umat Islam di Jerman. 

Karya-karya beliau banyak berperan dalam menjelaskan Islam yang benar di Eropa, baca saja,antara lain:Der Islam als Alternative(Islam sebagai Alternatif), dan Reise nach Mekka (Perjalanan ke Mekkah). 

Baarakallah fik ustaz Murad.....

Hal-hal kecil yang kita lakukan yang kita anggap remeh,bisa menjadi awal yang besar bagi orang lain,makanya jadilah teladan dan contoh kepada siapapun,kepada manusia manapun.

Source: Saief Alemdar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, sekaligus berkenalan... Terima kasih